Kamis, 07 Januari 2016
Setiap Peran Ada Orangnya, Setiap Orang punya Pesannya.
Pemimpin itu dibentuk bukan dilahirkan..!
Jika kita berorganisasi, kita akan menemukan asiknya terhubung dengan banyak orang. Mulai dari mereka yang bingung 'mau makan dimana', hingga mereka yang sering bertanya, 'hari ini mau makan apa'.
Di setiap organisasi kaderisasi maupun profesi, dinamika sangat diperlukan agar organisasi tersebut dapat menjalankan rutinitasnya. Jika kita terbiasa berdinamika, kita tidak gampang kaget dalam menjalani kenyataan hidup yang dinamis.
Seringkali, dalam sebuah organisasi kita tidak sadar, ada beberapa peran yang harus diisi. Pertama, peran Tokoh atau Simbol organisasi. Peran ini hadir sebagai simbol pengambilan kebijakan. Seperti perannya, kehadirannya selalu ditunggu karena membawa nilai-nilai positif yang menghadirkan kesejukan. Peran ini merupakan tokoh central dalam sebuah organisasi, dia adalah orang terakhir yang menerima kesalahan dan merupakan orang pertama yang disalahkan. 'Keras bukan arogan, lembut bukan lemah', kata-kata itulah yang tepat untuk menggambarkan peran ini.
Peran kedua adalah peran Pameo. Peran ini hampir sama dengan peran antagonis, namun perbedaan diantara keduanya adalah Pameo tidak benar-benar Antagonis. Peran ini hadir sebagai pembangkit semangat ketika organisasi tidak berjalan dengan semestinya. Ia mengambil tempat menjadi seorang Provokator, dirinya membuat dinamika yang terukur dan memiliki goal target yang jelas. Jika si pemeran ini tidak dapat mengatur tempo langkah yang dia ambil, maka si pemeran akan berubah menjadi sang Antagonis.
Peran selanjutnya adalah peran Antagonis. Peran ini memiliki banyak musuh dalam suatu organisasi. Namun, jika dirinya sengaja menempatkan diri dengan menjadi peran Antagonis, dianjutkan si pemeran harus menjalin komitmen terlebih dahulu dengan sang Tokoh. Karena peran ini sangat rentan dan kebayakan, karakter mereka akan mati. Untuk itu perlu adanya kerjasama tim.
Sisi positif dari adanya peran Antagonis ini adalah jalan roda organisasi akan lebih hidup. Sang Tokoh dan si Antagonis merupakan Ying dan Yang, dalam arti filosofinya adalah kebaikan dan kejahatan, keduanya merupakan hal yang berkaitan dan saling melengkapi.
Ada satu lagi peran yang central yang dapat menggantikan peran Pameo dan peran sang Antagonis. Peran tersebut adalah sang Badut.
Peran ini jarang dapat dimainkan oleh seseorang, karena kebanyakan mereka tidak dapat menjiwai secara sadar hingga peran ini benar-benar hidup. Selain itu, banyak yang tidak mengerti pentingnya peran ini.
Peran sang Badut, tidak hanya sebagai seorang penghibur lewat aksinya yang konyol, tapi, keberadaan peran ini sangatlah central. Dia adalah personal yang total dan lihai dalam memainkan aksinya.
Totalitasnya dibuktikan dengan kerelaan sang Badut untuk mencoret wajahnya agar nampak lucu. Selain itu, dengan ikhlas ia menghiasi badannya dengan pakaian yang unik, norak dan alay.
Peran seorang Badut juga hampir sama dengan Pameo dan Antagonis. Dia menjadi pemersatu dan penyeimbang didalam sebuah organisasi. Ia juga merupakan antitesis dari peran Tokoh.
Menjadi seorang badut butuh kerendahan hati dan mental yang kuat. Karena, ia mampu memainkan dua karakter sekaligus dalam satu waktu. Saban hari, dia harus tampil lucu, namun suatu ketika ia harus mampu nampak menyeramkan.
Badut adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dalam sebuah mata rantai organisasi, ia mampu mengorganisir karena dihormati lewat kelucuan dan sifatnya yang friendly. Keberadaannya diakui karena sifatnya yang mampu merangkul semua elemen yang ada dalam sebuah organisasi. Selain itu, ia juga seorang yang ditakuti, karena tidak ada yang tahu seperti apa wajah aslinya.
Keterampilan organik dalam melakoni sebuah peran menjadi sangat penting dalam sebuah organisasi. Seorang organisatoris sejati bergerak bukan atas kepentingan untuk mencabai sebuah visi dan misi saja. Mereka juga dituntut untuk dapat menggunakan naluri, hati nurani dan perasaan untuk merumuskan strategi dan taktik.
Sabtu, 02 Januari 2016
#kolaborasi Harapan dan Ketakutan
Harapan dan Ketakutan
Dalam hidup, kita memiliki dua teman yang paling setia, yaitu Harapan dan Ketakutan. Keduanya adalah sahabat karib yang kadang beriringan dan kadang bersinggungan. Boleh dibilang, mereka berdua adalah alasan kita untuk terus bergerak dan berjuang dalam hidup.
Harapan, adalah sebuah kepercayaan akan sesuatu yang dapat kita capai. Bagi saya, harapan adalah sebuah mimpi atau cita-cita yang harus diperjuangkan sampai akhir.
"Bebaskan imajinasimu tapi jangan lupa untuk bermimpi", kata itulah yang selalu saya ingat di tahun 2015 yang lalu. Hal itulah yang menggugah saya untuk bergerak dan bukan hanya berwacana.
Ketakutan, merupakan sebuah kosa kata yang negatif bagi sebagian orang. Namun, kata tersebut juga dapat berubah menjadi energi positif. Ketakutan pada diri seseorang juga dapat mempengaruhi terjadinya sebuah gerakan yang positif.
Dalam ilmu psikologi, harapan atau yang biasa dikenal dengan teori expectancy feeling merupakan salah satu bentuk perasaan yang terkait dengan dimensi waktu.
Menurut Wundt dan Stern, ada 3 macam dimensi perasaan yang dimiliki oleh seseorang. Pertama, adanya perasaan senang dan tidak senang yang dialami individu. Kedua, excited feeling dan innert feeling. Excited feeling adalah perasaan yang dialami oleh individu disertai dengan adanya perilaku atau perbuatan yang tampak. Selanjutnya, innert feeling, adalah perasaan yang tidak tampak keluar dari seseorang ketika mengalami sesuatu.
Dimensi yang ketiga, adalah expectancy feeling dan release feeling. Sesuatu perasaan dapat dialami individu sesuatu yang belum nyata dan masih dalam pengharapan itulah yang disebut expectancy feeling. Sedangkan perasaan yang dialami individu karena sesuatu telah terjadi itulah yang dinamakan release feeling.
Selanjutnya adalah kecemasan. Menurut Jeffrey Nevid, kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal dibeberapa situasi, namun tidak disituasi yang lain. Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif dimana seseorang merasa sesuatu akan terjadi diluar kehendak dan tidak dapat diprediksi. Kecemasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan tegang dimana hal tersebut dapat memotivasi individu untuk dapat berbuat sesuatu.
Menurut Heber dan Runyon, ketakutan atau kecemasan dapat dimanifestasikan menjadi 4 hal. Diantaranya, Kongnitif atau dalam pikiran individu. Kedua adalah motorik atau dapat terlihat dari sebuah tindakan. Yang ketiga adalah somatik atau reaksi fisik dan biologis, dan yang terakhir adalah afektif atau dapat dilihat dari emosi individu tersebut. Secara garis besar, anxiety atau kecemasan sangat terkait dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya.
Kedua sahabat karib diatas (harapan dan ketakutan red.) merupakan salah satu defend mechanism atau pertahanan diri yang paling efektif. Mereka dapat berkolaborasi dan mengerti apa yang harus dilakukan. Kadang, agar tidak dianggap sebagai ancaman, kita harus berpura-pura menjadi orang bodoh. Tetapi, suatu ketika kita harus dapat keluar dan menunjukan super ego kita.
Sekian dan Cukup Tahu Saja...!! :)
Rabu, 30 Desember 2015
Bye #2015
Selamat tinggal 2015 yang sangat luar biasa..!
Banyak anak muda yang tidak seberuntung kami. Kami pernah merasakan rasanya mati disaat muda. Mungkin, inilah yang dimaksud oleh Gie.
Berbagai kisah pengkhianatan, skema balas dendam, dan dinamika kisah kelam pernah kami rasakan diusia yang belum genap seperempat abad.
Hingga kini, kisah horor itu membuat kami trauma sampai-sampai kami kurang percaya antara satu sama lain. Banyak dari kami yang beranggapan jika keyakinan dan komitmen bukan sesuatu kewajiban atau amanah yang harus dilakukan.
Ketulusan dianggap hal naif dan dongeng dari masa lalu yang usang. Tidak ada kawan yang abadi, tidak ada lawan yang abadi, yang abadi adalah kepentingan. manusia adalah srigala bagi manusia lain. Kini, kepentingan mengatasnamakan kata profesional sebagai sebuah topeng.
Namun, yang sebenarnya jika kita mengatasnamakan profesional sudah lama kita tereliminasi. Karena, yang sebenarnya, profesional itu adalah sebuah sinonim dari etos kerja.
Tahun 2015 ini semua itu terjawab. Lucu, bagai perjalanan spiritual yang megah kami menantang waktu. Bayangkan, jika suatu waktu kamu kehilangan semua yang kamu miliki, namun dalam hitungan hari kamu telah mendapatkan semua yang kamu butuhkan. Hidup memang selucu itu, lewat keadaan kami diajarkan makna bersyukur dan ikhlas dengan cepat.
Teori-teori tentang kehidupan secara tidak langsung telah kami uji lewat laboratorium dinamika nyata. Mulai teori "sesat logika", "jurus mabuk", "spesialisasi", "tiki-taka", "skema konspirasi" sampai "macak polos", semua telah kita uji dan hasilnya sungguh sangat luar biasa. Sementara, pada tahun 2016 masih mengantre banyak teori lain yang saban malam kami diskusikan. Tapi, Insyallah langkah yang kami lakukan ini semua akan berbuah kebijaksanaan.
Kini, sebagian besar dari kami sudah mulai memasuki fase kehidupan yang baru. Mulai menikah dan memiliki anak, itu tantangan kedepan yang harus kami hadapi. Meski begitu, saya pribadi tidak akan pernah lupa akan komitmen cita-cita ita bersama, yaitu menguasai Jawa Timur.
Ketika SMU dan Kuliah, saya dan teman-teman sering diejek dan diremehkan karena cita-cita itu. Betapa tidak, kami dihabisi oleh banyak orang karena dianggap sebagai kumpulan anak yang mengigau di tengah hari. Dengan pondasi komitmen, berpilar iman, ilmu dan amal, lantas kami ingin menantang Jawa Timur, awal sejarah Nusantara dan Majapahit, lucu bukan ?
Setelah ini, untuk bertahan di 2016 butuh rasa saling percaya dan kolaborasi untuk menghadapi dunia. Kalau 2014 jadi anak asik, 2015 jadi anak serius, nah sekarang di 2016 saya bisa menjadi lelaki serius yang asik, Bismillah..
Satu lagi... Semoga ditahun 2016 ini saya bisa mendapatkan teman sehati yang mampu berkolaborasi dalam hidup. Amiiin...
Minggu, 25 Oktober 2015
Dibalik dia yang tidak boleh disebut namanya, #Voldemort
Lord Voldemort
Voldemort digambarkan
sebagai tokoh yang sangat jahat, kejam, licik, menghalalkan segala cara untuk
mencapai tujuannya. Kata Voldemort adalah sebuah anagram dari nama Tom Marvolo Riddle yakni I
Am Lord Voldemort. Namun, Dia merupakan salah satu tokoh favorit saya. Layak
lah... Untuk dikagumi.
Cerita perubahan Voldemort dari Tom Marvolo Riddle menjadi Lord Voldemort
merupakan sebuah kisah psikologis menarik dari JK Rowling. Tom Marvolo Riddle
dilahirkan pada tanggal 31 Desember 1926 di sebuah panti asuhan di London .
Setelah lulus Hogwarts, Voldemort berkelana. Ketika kembali ke Inggris, ia
sudah banyak berubah dan telah menjadi penyihir hitam. Sejak masa
sekolahnya di Hogwarts, Voldemort telah memiliki kumpulan pengikut yang
tergabung dalam Pelahap Maut, dan kumpulannya ini kemudian menjadi
pengikut setianya setelah ia menjadi penyihir hitam yang berkuasa dan paling
ditakuti di dunia penyihir.
Pertanyaannya adalah, kenapa Voldemort memiliki pengikut setia semenjak
dia masih menjadi siswa di Hogwarts ?
Menurut pandangan saya setelah membaca 7 seri buku JK Rowling, Dia yang
tidak boleh disebut namanya itu sebenarnya memiliki kepribadian yang unik
dan menarik. Hanya saja, rasa dendam yang begitu besar kepada keluarganya
itulah yang membuatnya tersesat.
Voldemort, memiliki
pribadi yang sangat terbuka kepada semua orang. Dia membagi rahasianya kepada
beberapa teman yang dapat dipercaya. Dia menggunakan rumusan, 1 rahasia untuk 1
orang.
Mungkin, rahasia-rahasia itulah yang membuatnya mendapatkan banyak teman semasa
sekolah. Karena, orang akan merasa di percaya jika kita mau berbagi
kelemahan kita pada mereka.
Hal ini juga
diperlihatkan Voldemort ketika membagi nyawanya kebeberapa barang berharga
miliknya, atau yang biasa dikenal dengan istilah Horcrux.
Menarik bagi saya pribadi, dari situ kita dapat menarik kesimpulan jika pribadi
yang terbuka malah memiliki rahasia yang sangat luar biasa. Jangan lihat buku
dari judulnya, apalagi dari sampulnya, karena dibalik dari sesuatu yang
sederhana itu, jika kita dapat membacanya, akan muncul beberapa bingkai anagram
yang sangat mempesona.
Minggu, 18 Oktober 2015
Cinta Konfluen Vs Cinta Romantis ala Anthony Giddens
Cinta Konfluen Vs Cinta Romantis ala Anthony Giddens
Dalam buku yang ditulis oleh Anthony Giddens, Transformation of intimacy, ia menjelaskan perbedaan dan keterkaitan antara cinta konfluen dan cinta romantis.
Cinta Konfluen merupakan cinta yang aktiv dan kebetulan. Ia biasa dijargonkan dengan kata "untuk selamanya", "hanya satu-satunya", dsb.
Semakin banyak cinta konfluen yang terkonsolidasi sebagai sebuah kemungkinan yang nyata maka akan semakin besar ditemukannya "seseorang yang spesial" dan semakin besar kemungkinan "hubungan khusus" yang dapat diciptakan.
Cinta konfluen mengandaikan persamaan dalam memberi dan menerima emosi. Semakin intensif tindakan memberi dan menerima emosi, maka akan semakin erat pula ikatan hingga menyerupai hubungan yang disebut "tulus" itu.
Kelemahan dari cinta konfluen adalah dimana hubungan semacam ini melarutkan karakteristik laki-laki yang dingin dan sulit untuk dipahami. Hubungan semacam ini membuka sisi kerentanan emosional laki-laki.
Sementara itu, Cinta Romantis sudah lama memiliki ketegangan egalitarian yang intrinsik terhadap gagasan bahwa sebuah hubungan dapat bersumber dari keterlibatan emosional antara dua anak manusia ketimbang dari kriteria sosial eksternal. Akan tetapi, dalam hal kekuasaan secara de facto, cinta romantis diselewengkan. Bagi perempuan, impian-impian tentang cinta romantis sering berakhir dengan penundukan dalam keluarga.
Perbedaan dari keduanya adalah, cinta konfluen adalah model hubungan tulus dimana pengetahuan akan sifat-sifat orang lain adalah hal pokok. Bahwa, seksualitas seseorang merupakan satu faktor yang harus dinegosiasikan sebagai bagian dari sebuah hubungan adalah sebuah versi. Ada aspek dan implikasi dari hubungan tulus yang berkaitan dengan identitas diri dan otonomi personal.
Jumat, 18 September 2015
Mudik & Hari Raya Lebaran 2015. #mudik #mudik2015 #mudiklebaran #lebaran #masjid #lebaran2015 #masjidangungsurabaya #mas
1. Arus Balik Hari Raya Lebaran 2015, Gerbang Jembatan Tol Suramadu.
2. Arus Balik Hari Raya Lebaran 2015 di Stasiun Gubeng, Surabaya.
3. Shalat Id Hari Raya Lebaran 2015, di Masjid Agung Surabaya.
4. Shalat Id Hari Raya Lebaran 2015, di Masjid Agung Surabaya.
Start Surabaya Di Spazio, Surabaya
1. Diskusi Komunitas #startsurabaya di Spazio, Surabaya.
2. Diskusi dan praktik pembuatan software #android komunitas #startsurabaya di Spazio.
3. Seminar dan pelatihan yang dilakukan oleh komunitas anak muda #startsurabaya di Spazio. Dalam acara ini menghadirkan beberapa pembicara ternama, salah satunya adalah petinggi google kantor perwakilan di Indonesia.
Langganan:
Postingan (Atom)