Sabtu, 02 Januari 2016

#kolaborasi Harapan dan Ketakutan






Harapan dan Ketakutan


Dalam hidup, kita memiliki dua teman yang paling setia, yaitu Harapan dan Ketakutan. Keduanya adalah sahabat karib yang kadang beriringan dan kadang bersinggungan. Boleh dibilang, mereka berdua adalah alasan kita untuk terus bergerak dan berjuang dalam hidup.


Harapan, adalah sebuah kepercayaan akan sesuatu yang dapat kita capai. Bagi saya, harapan adalah sebuah mimpi atau cita-cita yang harus diperjuangkan sampai akhir.


"Bebaskan imajinasimu tapi jangan lupa untuk bermimpi", kata itulah yang selalu saya ingat di tahun 2015 yang lalu. Hal itulah yang menggugah saya untuk bergerak dan bukan hanya berwacana.


Ketakutan, merupakan sebuah kosa kata yang negatif bagi sebagian orang. Namun, kata tersebut juga dapat berubah menjadi energi positif. Ketakutan pada diri seseorang juga dapat mempengaruhi terjadinya sebuah gerakan yang positif.


Dalam ilmu psikologi, harapan atau yang biasa dikenal dengan teori expectancy feeling merupakan salah satu bentuk perasaan yang terkait dengan dimensi waktu.


Menurut Wundt dan Stern, ada 3 macam dimensi perasaan yang dimiliki oleh seseorang. Pertama, adanya perasaan senang dan tidak senang yang dialami individu. Kedua, excited feeling dan innert feeling. Excited feeling adalah perasaan yang dialami oleh individu disertai dengan adanya perilaku atau perbuatan yang tampak. Selanjutnya, innert feeling, adalah perasaan yang tidak tampak keluar dari seseorang ketika mengalami sesuatu.


Dimensi yang ketiga, adalah expectancy feeling dan release feeling. Sesuatu perasaan dapat dialami individu sesuatu yang belum nyata dan masih dalam pengharapan itulah yang disebut expectancy feeling. Sedangkan perasaan yang dialami individu karena sesuatu telah terjadi itulah yang dinamakan release feeling.


Selanjutnya adalah kecemasan. Menurut Jeffrey Nevid, kecemasan dapat menjadi reaksi emosional yang normal dibeberapa situasi, namun tidak disituasi yang lain. Kecemasan merupakan sebuah fenomena kognitif dimana seseorang merasa sesuatu akan terjadi diluar kehendak dan tidak dapat diprediksi. Kecemasan dapat diartikan sebagai suatu keadaan tegang dimana hal tersebut dapat memotivasi individu untuk dapat berbuat sesuatu.


Menurut Heber dan Runyon, ketakutan atau kecemasan dapat dimanifestasikan menjadi 4 hal. Diantaranya, Kongnitif atau dalam pikiran individu. Kedua adalah motorik atau dapat terlihat dari sebuah tindakan. Yang ketiga adalah somatik atau reaksi fisik dan biologis, dan yang terakhir adalah afektif atau dapat dilihat dari emosi individu tersebut. Secara garis besar, anxiety atau kecemasan sangat terkait dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak berdaya.


Kedua sahabat karib diatas (harapan dan ketakutan red.) merupakan salah satu defend mechanism atau pertahanan diri yang paling efektif. Mereka dapat berkolaborasi dan mengerti apa yang harus dilakukan. Kadang, agar tidak dianggap sebagai ancaman, kita harus berpura-pura menjadi orang bodoh. Tetapi, suatu ketika kita harus dapat keluar dan menunjukan super ego kita.


Sekian dan Cukup Tahu Saja...!!  :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar