Rabu, 30 Desember 2015

Bye #2015











Selamat tinggal 2015 yang sangat luar biasa..!


Banyak anak muda yang tidak seberuntung kami. Kami pernah merasakan rasanya mati disaat muda. Mungkin, inilah yang dimaksud oleh Gie. 

Berbagai kisah pengkhianatan, skema balas dendam, dan dinamika kisah kelam pernah kami rasakan diusia yang belum genap seperempat abad.

Hingga kini, kisah horor itu membuat kami trauma sampai-sampai kami kurang percaya antara satu sama lain. Banyak dari kami yang beranggapan jika keyakinan dan komitmen bukan sesuatu kewajiban atau amanah yang harus dilakukan.

Ketulusan dianggap hal naif dan dongeng dari masa lalu yang usang. Tidak ada kawan yang abadi, tidak ada lawan yang abadi, yang abadi adalah kepentingan. manusia adalah srigala bagi manusia lain. Kini, kepentingan mengatasnamakan kata profesional sebagai sebuah topeng.

Namun, yang sebenarnya jika kita mengatasnamakan profesional sudah lama kita tereliminasi. Karena, yang sebenarnya, profesional itu adalah sebuah sinonim dari etos kerja.

Tahun 2015 ini semua itu terjawab. Lucu, bagai perjalanan spiritual yang megah kami menantang waktu. Bayangkan, jika suatu waktu kamu kehilangan semua yang kamu miliki, namun dalam hitungan hari kamu telah mendapatkan semua yang kamu butuhkan. Hidup memang selucu itu, lewat keadaan kami diajarkan makna bersyukur dan ikhlas dengan cepat.

Teori-teori tentang kehidupan secara tidak langsung telah kami uji lewat laboratorium dinamika nyata. Mulai teori "sesat logika", "jurus mabuk", "spesialisasi", "tiki-taka", "skema konspirasi" sampai "macak polos", semua telah kita uji dan hasilnya sungguh sangat luar biasa. Sementara, pada tahun 2016 masih mengantre banyak teori lain yang saban malam kami diskusikan. Tapi, Insyallah langkah yang kami lakukan ini semua akan berbuah kebijaksanaan.

Kini, sebagian besar dari kami sudah mulai memasuki fase kehidupan yang baru. Mulai menikah dan memiliki anak, itu tantangan kedepan yang harus kami hadapi. Meski begitu, saya pribadi tidak akan pernah lupa akan komitmen cita-cita ita bersama, yaitu menguasai Jawa Timur.

Ketika SMU dan Kuliah, saya dan teman-teman sering diejek dan diremehkan karena cita-cita itu. Betapa tidak, kami dihabisi oleh banyak orang karena dianggap sebagai kumpulan anak yang mengigau di tengah hari. Dengan pondasi komitmen, berpilar iman, ilmu dan amal, lantas kami ingin menantang Jawa Timur, awal sejarah Nusantara dan Majapahit, lucu bukan ?

Setelah ini, untuk bertahan di 2016 butuh rasa saling percaya dan kolaborasi untuk menghadapi dunia. Kalau 2014 jadi anak asik, 2015 jadi anak serius, nah sekarang di 2016 saya bisa menjadi lelaki serius yang asik, Bismillah..

Satu lagi... Semoga ditahun 2016 ini saya bisa mendapatkan teman sehati yang mampu berkolaborasi dalam hidup. Amiiin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar