Senin, 25 Mei 2015

Belajarlah Hegemoni Dari Seorang Wartawan





Antonio Gramsci (1891-1937)




Gramsci Lahir di Ales, Desa tani di Sardinia pada tahun 22 Januari 1891. Kehidupan Gramsci dapat di pahami dalam 4 periode ruang dan waktu. Pertama, masa kecilnya sebagai anak keluarga petani miskin, Kedua, saat menjadi mahasiswa di universitas Turin, Ketiga, masa menjadi aktivis pejuang revolusioner, wartawan dan koordinator gerakan buruh. Terakhir Keempat, masa perjuangannya di penjara untuk menuangkan ide progresifnya (39 Tokoh Sosiologi Politik Dunia).

Gramsci Hadir dengan pokok pemikirannya mengenai kekuasaan politik dan ekonomi, Gramsci sangat dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran Marx.

Menurut Gramsci Hegemoni bukanlah hubungan dominasi dengan menggunakan kekuasaan, melainkan hubungan persetujuan dengan kepemimpinan politik dan ideologis. Hegemoni adalah suatu organisasi konsensus (Encyclopedia of politics : The Left and The Right).

Hegemoni tampil dengan Dua cara, pertama adalah penindasan (Coercion), Kedua adalah Kepemimpinan Intelektual dan Moral.

Perbedaan Gramsci dengan Marx adalah Gramsci membagi 3 Jenis Hubungan Sosial dalam masyarakat kapitalis, Pertama yakni Ekonomi, Kedua Civil Society, Dan yang terakhir adalah Political Society.

Perlu digaris bawahi Gramsci tetap mempertahankan pembagian dunia sosial-politik menjadi dua, yakni basis ekonomi (struktur) dan ideologi-politik (suprastruktur), Beda dengan Marx, Gramsci tidak melihat keduanya memiliki hubungan linier, kausal ataupun mekanis ( 39 Tokoh Sosiologi Politik Dunia).

Teori Hegemoni Gramsci hari ini sering hadir dan secara  tidak sadar kita peraktekkan di kehidupan kita sehari-hari. Jika Di tanya Cara Hegemoni yang paling Efektif, Secara pribadi Jawabannya adalah Hegemoni dengan cara  kepemimpinan intelektual dan moral. Pada Prinsipnya teori ini sangatlah efektif bagi kehidupan berorganisasi.

Kita percaya jika ilmu itu kalau tidak pernah di amalkan (di ajarkan/di turunkan) maka tidak akan berguna, bisa jadi ilmu tersebut akan menghambat pemiliknya untuk berkembang.

"Bagai Katak Dalam Tempurung," Peribahasa itulah yang saya percayai ketika seseorang tertutup dan tidak mau mengamalkan ilmunya kepada orang lain.

Demikian Yang Bisa Saya Tulis, Kurangnya Pengetahuan Saya membuat Tulisan ini Tidak Lengkap atau terlewat, mohon muaaf buwanget sebelumnya... (AW/Blgg).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar